Selasa, 05 Februari 2013

xxx



 
KAMBING PERAH

Kambing perah adalah tipe kambing yang dipelihara dan dikembangbiakan untuk menghasilkan susu sebagai produk utamanya.  Di kalangan peternak, jenis kambing perah yang paling dikenal adalah kambing perah Peranakan Ettawa (PE).
Menurut sejarah, kambing merupakan ternak tertua kedua setelah anjing.  Kambing sering disebut sebagai hewan pegunungan karena sebagian besar senang hidup di lereng-lerang curam.  Umumnya kambing memiliki ciri-ciri berkuku genap, bertanduk sepasang menggantung dan   Kambing memiliki kebiasaan makan hijauan dari jenis dedaunan.  Kambing mampu bertahan hidup di daerah yang kondisinya gersang.

A. JENIS-JENIS KAMBING PERAH


1. Kambing Etawa
         Berasal dari wilayah Jamnapari India. Kambing ini paling popular di Asia Tenggara,  termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan penghasil daging. Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan Etawa). Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.

2. Kambing Alpin
Berasal dari Pegunungan Alpen Swiss, Keberadaan kambing jenis ini menebar ke seluruh daratan eropa. Ciri-ciri kambing Alpen telinga berukuran sedang dan megarah ke atas dengan warna bulu dominan putih, hitam, coklat. BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 65 kg. Produksi susu 600 kg/ms laktasi

3. Kambing Saanen
            Berasal dari lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di Swiss.Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Ciri-ciri telinga tegak dan mengarah ke depan, bulu dominant putih, kadang2 ditemui bercak hitam pada hidung, telinga atau ambing. Tidak bertanduk dan termasuk tipe dwiguna. Produksi susu 740 kg/ms laktasi.


4. Kambing Toggenburg

            Berasal dari Toggenburg Valley (wilayah timur laut Swiss). Ciri-ciri telinga tegak menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah tua/coklat dengan bercak putih. BB jantan 80 kg betina 60 kg. Yang paling menonjol adalah kehalusan bulunya. Produksi susu 600 kg/ms laktasi.

5. Kambing Anglo Nubian

            Berasal dari Wilayah Nubia (Timur Laut Afrika). Ciri-ciri telinga menggantung dan ambing besar, warna bulu hitam, merah, coklat, putih atau kombinasi warna2 tersebut. BB jantan 90 kg, betina 70 kg. Produksi susu 700 kg/ms laktasi.


6. Kambing Beetal

            Berasal dari Punjab India, Rawalpindi dan Lahore (Pakistan). Diduga merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing local karena cirri fisiknya sangat menyerupai Etawa. Produksi susu 190 kg/ms laktasi.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPOSISI SUSU KAMBING


1. Variasi antar jenis kambing
Dengan aneka karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya maka akan terdapat variasi dalam jumlah produksi susunya.

2. Variasi Inter jenis kambing
            Setiap indivudi dari jenis/bangsa yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan walopun jenis atau bangsa sama, tetapi jika umur dan masa laktasi berbeda maka jumlah produksi susu juga berbeda.

3. Faktor genetik
            Adalah faktor yang diturunkan dari nenek moyang dan memiliki sifat kebakaan.

4. Musim
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing yang beranak pada musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi disbanding kambing yang beranak musim panas.

5. Umur
            Produksi susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. selanjutnya produksi susu akan menurun.

6. Lama masa laktasi
            Dalam satu jenis atau bangsa kambing perbedaan lama masa laktasi menyebabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi. Semakin lama masa laktasi akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang diraih.

7. Faktor perawatan dan perlakuan
            Suasana kandang yang nyamn sangat mendukung utnuk berproduksi secara optimal.

8. Pengaruh masa birahi dan kebuntingan
            Kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranan tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun disbanding kambing yang sedang laktasi tetapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan utnuk mendukung [proses fisiologis dalam tubuhnya.

9. Frekuensi pemerahan
            Berdasar hasil penelitian kambing yang diperah 2x sehari total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing yang diperah 1x sehari.

10. Jumlah anak dalam sekali melahirkan.
            Produksi susu kambing perah yang beranak 2 ekor dalam 1 kali melahirkan biasanya 20-30% lebih tinggi dari kambing perah yang hanya beranak 1 ekor.penyebabnya adalah rangsangan menyusui dari anak kambing (cempe) yang dilahirkan

11. Pergantian pemerah
            Kambing ternmasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah drastic. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing mengalami stress.

12. Lama masa kering
            Utnutk mendorong produksi beranak 3x dalam 2 tahun biasanya kambing dikawinkan kembali setelah beranak 3 bulan atau saat pertama birahi muncul. Dalam kondisi demikian kambing membutuhkan waktu untuk menjalani masa kering selama 2 bulan agar memiliki kesempatan untuk kembali pulih kondisinya.

13. Faktor hormonal
            Hormone yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen.penyuntika n hormone ini pada saat laktasi menyebabkan produksi susu meningkat.

14. Faktor pakan
            Produksi susu akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan dan dikonsumdi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat harus seimbang.

15. Pengaruh penyakit
            Kambing perah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurunjik terserang penyakit. Bahkan bisa langsung terhenti. Efek obat yang diberikan juga akan berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan.
C. Pemberian pakan

            Secara alamiah kerena kehidupan awalnya di daerah pegunungan kambing akan lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput. Kambing termasuk jenis jewan ruminansia. Ruminansia tidak terlalu bergantung pada kadar zat-zat gizi pakan yang dikonsumsinya, karena proses di dalam rumen mampu menghasilkan zat gizi yang mudah diserap tubuh. Kadang pemberian pakan protein tinggi tidak efisien, karena protein tersebut mudah terurai dan terfermentasi oleh mikrobia rumen.
Ruminansia mampu mensintesis asam amino dari unsure yang dihasilkan oleh berbagai proses yang terjadi dalam rumen. Ruminansia mampu mengkonsumsi urea dlam jumlah terbatas yang di dalam rumen akan terurai menjadi amoniak dan merupakan bahan utama pembentuk asam amino. Selain bahan pakan yang dikonsumsi kebutuhan tubuh terhadap protein juga dipenuhi dari mikrobia rumen.

1 Bahan pakan
            Secara umum kebutuhan zat pakan bagi kam,bing dikelompokkan dalam 2 golongan besar sumber pakan yaitu bahan pakan sumber energi dan bahan pakan sumber protein.
Bahan pakan sumber energi terdiri dari bahan pakan yang berupa biji-bijian dan sisa serealia
(mis : tepung, jagung dan dedak padi), umbi- umbian (mis : tepung singkong, onggok, ubi jalar) dan hijauan (mis : rumput setaria dan rumput lapang). Bahan pakan sumber protein bisa berupa biji-bijian misal tepung bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap, biji kapas atau tepung2 yang berasal dari hewan atau bagian tubuh hewan seperti tepung darah dan tepung ikan. Beberapa contoh hijauan yang merupakan sumber protein seperti daun gliricidae, turi, lamtoro, centrocema, dan kacang gude.
Pakan hijauan dalam keadaan segar umumnya lebih disukai kambing dibanding dengan pakan dalam keadaan layu atau kering. Namun ada beberapa jenis hijauan yang dalam keadaan segar masih mengandung racun yang membahayakan kehidupan kambing seperti gliricidae, sebaiknya hijauan jenis tersebut dilayukan dulu selama 2-3 jam di sinar matahari atau diinapkan semalam sebelum diberikan pada ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi akan memberi dampak yang lebih baik.

            Kebutuhan kambing akan bahan pakan sangat tergantung dari kondisi fisiologis kambing tersebut, secara umum kambing membutuhkan hijauan segar sebanyak 10% dari berat badan atau berat hidupnya. Misal beratnya 30 kg maka kambing tersebut membutuhkan 3 kg hijauan/hr. Perlu diketahui bahwa tidak semua bagian hijauan disukai oleh kambing.beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian hijauana yang dicincang sekitar 5-10 cm akan lebih efisien dikonsumsi oleh kambing, karena bentuknya yang kecil-kecil.
2. Pemberian konsentrat
            Pakan sebagai sumber protein merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh kambing yang sedang laktasi, karena proses pembentukan susu membutuhkan suplai protein yang lebih tinggi. Sistem pencernaan rumen seringkali menjadi penyebab kurang efektifnya pemberian konsentrat dengan kadar protein tinggi. Penyebabnya adalah konsentrat tersebut akan diurai atau difermentasi oleh bakteri dan mikroba lain dalam rumen, sehingga pprotein terdegradasi sebelum diserap tubuh. Untuk itu pemberian konsentrat perlu disiasati. Waktu pemberian yang terbaik adalah saat kambing sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum kenyang. Pada saat itu, rumen akan dipenuhi oleh hijauan, sehingga aktivitas rumen sedang tinggi-tingginya. Pemberian konsentrat saat seperti ini bisa menghindari proses fermentasi bahan pakan dalam rumen sehingga keberadaan zat-zat makanan dapat dipertahankan. Hal ini disebabkan konsentrat tidak terlalu lama berada dalam rumen.
3. Vitamin dan Mineral
            Selain bahan pakan sumber protein dan sumber energi, kambing memiliki kebutuhan akan vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan pemberian pakan yang bervariasi. Jika kurang bervariasi sebaiknya dilakukan pemberian zeolit, garam dapur, atau tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosis tidak lebih dari 5 permil (5/1000) untuk setiap 1 kg berat badan. Vitamin dibutuhkan kambing dalam jumlah sedikit tetapi sangat berpengaruh dalam proses metabolisme dan daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Pemberian garam dapur selain untuk memenuhi kebutuhan mineral dapat juga untuk meningkatkan nafsu makan kambing. Pemberiannya sebaiknya tidak terjadwal, tetapi sudah dalam keadaan tersedia setiap saat di dalam kandang
4. Air
            Sebanyak 70% tubuh kambing berupa air. Kekurangan air yang mencapai 20% menyebabkan kambing dehidrasi. Makanya ketersediaan air merupakan suatu hal yang mutlak. Secara umum seekor kambing membutuhkan air sebanyak 1,5-2,5 liter/hari. Sebaiknya air disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas artinya jika air di wadahnya tinggal sedkit segera ditambah lagi.

5. Penggunaan UMB (Urea Molasses Block)
            UMB mengandung non protein nitrogen (NPN) yang dalam rumen akan mengaktifkan mikroba rumen dan sintesis menjadi asam amino. UMB juga terdiri dari berbagai bahan penyusun lainnya seperti molasses, dedak padi, dan tepung tapioka (sebagai sumber energi), bungkil kedelai (sumber protein), garam dapur, tepung tulang dan kapur (sumber mineral). Pemberian UMB 4 gr/hari/kg berat badan mampu meningkatkan pertambahan berat badan harian kambing dan meningkatkan akseptabilitas kambing terhadap limbah pertanian dengan serat kasar cukup tinggi seperti kulit dan tongkol jagung.
D. Pemeliharaan
Pemeliharaan Ternak Di bagi Dalam 7 tipe ternak diantaranya:

1. Ternak Dara
                Ternak dara di pelihara dengan menggunakan sistim kelompok yang terdiri dari 5-7 ekor ternak dengan ukuran kandang 2 x 3 m. pemeliharaan ternak dara di tujukan pada pemilihan bibit unggul akan ternak perah dan regererasi ternak. Pemberian pakan pada ternak dara yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 3 Kg Konsentrat sebanyak 0, 5 kg. Setiap minggu tenak di gembalakan untuk membentuk tubuh ternak perah yang bagus dan juga menjaga kesehatan akan ternak. Pembersihan akan ternak di lakukan 1 minggu sekali.

2. Ternak Bunting
                Ternak Bunting di pelihara dengan menggunakan sistim kelompok yang terdiri dari 5-7 ekor ternak dengan ukuran kandang 2 x 3 m. Pemberian pakan pada ternak bunting yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg
Ternak bunting di gembalakan 2 kali 1 minggu di tujukan agar ternak sehat dan juga anak menjadi kuat dalam kandungan kambing. Pembersihan akan ternak di lakukan 1 minggu sekali. Pemindahan kandang setelah melahirkan, dan juga dilakukan emisahan cempe setelah melahirkan agar induk kambing bias diperah susunya.

3. Ternak Laktasi
                Ternak laktasi di pisah pada kandang ternak laktasi dengan sistim individu 1 ekor ternak untuk 1 kandang dengan ukuran 1,75 x 1,2 m. Pemberian pakan pada ternak laktasi yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg.
Induk laktasi di perah 2 kali sehari pada jam 06.00 dan jam 16.00. Pembersiahan ternak di lakukan 2 hari sekali dan pemeraha di lakukan pada kandang pemerahan.

4. Cempe Umur 1 – 2 mingggu
                Ternak cempe pada umur 1-2 minggu merupakan umur yang rawan akan kematihan, sehingga perlu penangan yang ekstra. Penempatan cempe pada kandang kotak yang berisi 1 ekor ternak dengan suhu ruangan yang di control. Pemberian pakan untuk cempe berupa susu kolostrum selama 1 minggu setelah itu diganti dengan susu sapi sebanyak 1 – 0,5 liter/ hari yang di berikan 10 kali sehari.

5. Cempe Umur <4 bulan
                Pada umur kurang dari 4 bulan cempe di tempatkan pada kelompoknya dengan di berikan susu tambahan dari susu sapi dan juga telah di biasakan makan hijauan.

6. Cempe Umur 4 – 7 bulan
                Pemeliharaan di lakukan dengan pemisahan ternak jantan dan betina pada kelompok yang berbeda. Dan juga pada umur 4-7 bulan telah di biasakan makan konsentrat dan hijauan.

7. Induk Jantan
                Induk jantan di pelihara dengan kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m. Pemberian pakan pada ternak jantan yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg
Dan juga di berikan ramuan-ramuan khusus untuk menambah vitalitas dari ternak jantan.