KAMBING PERAH
Kambing perah
adalah tipe
kambing yang dipelihara dan dikembangbiakan untuk
menghasilkan
susu sebagai produk utamanya. Di
kalangan peternak, jenis kambing perah yang paling dikenal adalah kambing perah
Peranakan Ettawa (
PE).
Menurut sejarah, kambing
merupakan ternak tertua kedua setelah anjing. Kambing sering disebut
sebagai hewan pegunungan karena sebagian besar senang hidup di lereng-lerang
curam. Umumnya kambing memiliki ciri-ciri
berkuku genap, bertanduk sepasang menggantung dan Kambing memiliki
kebiasaan makan hijauan dari jenis dedaunan. Kambing mampu bertahan hidup
di daerah yang kondisinya gersang.
A. JENIS-JENIS KAMBING PERAH
1. Kambing Etawa
Berasal dari wilayah Jamnapari India.
Kambing ini paling popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan
penghasil daging. Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung,
bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg,
BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk
perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan Etawa).
Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.
2. Kambing Alpin
Berasal dari Pegunungan Alpen Swiss, Keberadaan
kambing jenis ini menebar ke seluruh daratan eropa. Ciri-ciri kambing Alpen
telinga berukuran sedang dan megarah ke atas dengan warna bulu dominan putih,
hitam, coklat. BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 65 kg. Produksi susu 600
kg/ms laktasi
3. Kambing Saanen
Berasal
dari lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di
Swiss.Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari.
Ciri-ciri telinga tegak dan mengarah ke depan, bulu dominant putih, kadang2
ditemui bercak hitam pada hidung, telinga atau ambing. Tidak bertanduk dan
termasuk tipe dwiguna. Produksi susu 740 kg/ms laktasi.
4. Kambing Toggenburg
Berasal
dari Toggenburg Valley (wilayah timur laut Swiss). Ciri-ciri telinga tegak
menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah tua/coklat dengan
bercak putih. BB jantan 80 kg betina 60 kg. Yang paling menonjol adalah
kehalusan bulunya. Produksi susu 600 kg/ms laktasi.
5. Kambing Anglo Nubian
Berasal
dari Wilayah Nubia (Timur Laut Afrika). Ciri-ciri telinga menggantung dan
ambing besar, warna bulu hitam, merah, coklat, putih atau kombinasi warna2
tersebut. BB jantan 90 kg, betina 70 kg. Produksi susu 700 kg/ms laktasi.
6. Kambing
Beetal
Berasal
dari Punjab India, Rawalpindi dan Lahore (Pakistan). Diduga merupakan hasil
persilangan antara kambing Etawa dengan kambing local karena cirri fisiknya
sangat menyerupai Etawa. Produksi susu 190 kg/ms laktasi.
B. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMPOSISI SUSU KAMBING
1. Variasi antar jenis kambing
Dengan
aneka karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya maka akan terdapat variasi
dalam jumlah produksi susunya.
2. Variasi Inter jenis kambing
Setiap
indivudi dari jenis/bangsa yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang
dihasilkan walopun jenis atau bangsa sama, tetapi jika umur dan masa laktasi
berbeda maka jumlah produksi susu juga berbeda.
3. Faktor genetik
Adalah
faktor yang diturunkan dari nenek moyang dan memiliki sifat kebakaan.
4. Musim
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kambing yang beranak pada musim gugur memiliki
tingkat produksi yang lebih tinggi disbanding kambing yang beranak musim panas.
5. Umur
Produksi
susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat
berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. selanjutnya produksi
susu akan menurun.
6. Lama masa laktasi
Dalam
satu jenis atau bangsa kambing perbedaan lama masa laktasi menyebabkan
perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi. Semakin lama masa
laktasi akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini
tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang diraih.
7. Faktor perawatan dan perlakuan
Suasana
kandang yang nyamn sangat mendukung utnuk berproduksi secara optimal.
8. Pengaruh masa birahi dan kebuntingan
Kambing
yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranan tingkat produksi susunya akan
lebih cepat menurun disbanding kambing yang sedang laktasi tetapi tidak
bunting. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas pakan
yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan utnuk
mendukung [proses fisiologis dalam tubuhnya.
9. Frekuensi pemerahan
Berdasar
hasil penelitian kambing yang diperah 2x sehari total produksi susunya lebih
tinggi daripada kambing yang diperah 1x sehari.
10. Jumlah anak dalam sekali melahirkan.
Produksi
susu kambing perah yang beranak 2 ekor dalam 1 kali melahirkan biasanya 20-30%
lebih tinggi dari kambing perah yang hanya beranak 1 ekor.penyebabnya adalah
rangsangan menyusui dari anak kambing (cempe) yang dilahirkan
11. Pergantian pemerah
Kambing
ternmasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan
yang berubah drastic. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing mengalami
stress.
12. Lama masa kering
Utnutk
mendorong produksi beranak 3x dalam 2 tahun biasanya kambing dikawinkan kembali
setelah beranak 3 bulan atau saat pertama birahi muncul. Dalam kondisi demikian
kambing membutuhkan waktu untuk menjalani masa kering selama 2 bulan agar
memiliki kesempatan untuk kembali pulih kondisinya.
13. Faktor hormonal
Hormone
yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen.penyuntika n hormone ini pada
saat laktasi menyebabkan produksi susu meningkat.
14. Faktor pakan
Produksi
susu akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan dan dikonsumdi oleh
kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat harus
seimbang.
15. Pengaruh penyakit
Kambing
perah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurunjik terserang penyakit.
Bahkan bisa langsung terhenti. Efek obat yang diberikan juga akan berpengaruh
terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan.
C.
Pemberian pakan
Secara
alamiah kerena kehidupan awalnya di daerah pegunungan kambing akan lebih
menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput. Kambing termasuk jenis jewan
ruminansia. Ruminansia tidak terlalu bergantung pada kadar zat-zat gizi pakan
yang dikonsumsinya, karena proses di dalam rumen mampu menghasilkan zat gizi
yang mudah diserap tubuh. Kadang pemberian pakan protein tinggi tidak efisien,
karena protein tersebut mudah terurai dan terfermentasi oleh mikrobia rumen.
Ruminansia mampu mensintesis asam amino dari unsure yang dihasilkan oleh
berbagai proses yang terjadi dalam rumen. Ruminansia mampu mengkonsumsi urea
dlam jumlah terbatas yang di dalam rumen akan terurai menjadi amoniak dan
merupakan bahan utama pembentuk asam amino. Selain bahan pakan yang dikonsumsi
kebutuhan tubuh terhadap protein juga dipenuhi dari mikrobia rumen.
1 Bahan pakan
Secara
umum kebutuhan zat pakan bagi kam,bing dikelompokkan dalam 2 golongan besar
sumber pakan yaitu bahan pakan sumber energi dan bahan pakan sumber protein.
Bahan pakan sumber energi terdiri dari bahan pakan yang berupa biji-bijian dan
sisa serealia
(mis :
tepung, jagung dan dedak padi), umbi- umbian (mis : tepung singkong, onggok,
ubi jalar) dan hijauan (mis : rumput setaria dan rumput lapang). Bahan pakan
sumber protein bisa berupa biji-bijian misal tepung bungkil kedelai, ampas
tahu, ampas kecap, biji kapas atau tepung2 yang berasal dari hewan atau bagian
tubuh hewan seperti tepung darah dan tepung ikan. Beberapa contoh hijauan yang
merupakan sumber protein seperti daun gliricidae, turi, lamtoro, centrocema,
dan kacang gude.
Pakan hijauan dalam keadaan segar umumnya lebih disukai kambing dibanding
dengan pakan dalam keadaan layu atau kering. Namun ada beberapa jenis hijauan
yang dalam keadaan segar masih mengandung racun yang membahayakan kehidupan
kambing seperti gliricidae, sebaiknya hijauan jenis tersebut dilayukan dulu
selama 2-3 jam di sinar matahari atau diinapkan semalam sebelum diberikan pada
ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi akan memberi dampak yang lebih baik.
Kebutuhan
kambing akan bahan pakan sangat tergantung dari kondisi fisiologis kambing
tersebut, secara umum kambing membutuhkan hijauan segar sebanyak 10% dari berat
badan atau berat hidupnya. Misal beratnya 30 kg maka kambing tersebut
membutuhkan 3 kg hijauan/hr. Perlu diketahui bahwa tidak semua bagian hijauan
disukai oleh kambing.beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian hijauana
yang dicincang sekitar 5-10 cm akan lebih efisien dikonsumsi oleh kambing, karena
bentuknya yang kecil-kecil.
2.
Pemberian konsentrat
Pakan
sebagai sumber protein merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh kambing yang
sedang laktasi, karena proses pembentukan susu membutuhkan suplai protein yang
lebih tinggi. Sistem pencernaan rumen seringkali menjadi penyebab kurang
efektifnya pemberian konsentrat dengan kadar protein tinggi. Penyebabnya adalah
konsentrat tersebut akan diurai atau difermentasi oleh bakteri dan mikroba lain
dalam rumen, sehingga pprotein terdegradasi sebelum diserap tubuh. Untuk itu
pemberian konsentrat perlu disiasati. Waktu pemberian yang terbaik adalah saat
kambing sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum kenyang. Pada saat itu,
rumen akan dipenuhi oleh hijauan, sehingga aktivitas rumen sedang tinggi-tingginya.
Pemberian konsentrat saat seperti ini bisa menghindari proses fermentasi bahan
pakan dalam rumen sehingga keberadaan zat-zat makanan dapat dipertahankan. Hal
ini disebabkan konsentrat tidak terlalu lama berada dalam rumen.
3.
Vitamin dan Mineral
Selain
bahan pakan sumber protein dan sumber energi, kambing memiliki kebutuhan akan
vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan pemberian pakan yang
bervariasi. Jika kurang bervariasi sebaiknya dilakukan pemberian zeolit, garam
dapur, atau tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosis tidak lebih dari
5 permil (5/1000) untuk setiap 1 kg berat badan. Vitamin dibutuhkan kambing
dalam jumlah sedikit tetapi sangat berpengaruh dalam proses metabolisme dan
daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Pemberian garam dapur selain untuk
memenuhi kebutuhan mineral dapat juga untuk meningkatkan nafsu makan kambing.
Pemberiannya sebaiknya tidak terjadwal, tetapi sudah dalam keadaan tersedia
setiap saat di dalam kandang
4. Air
Sebanyak
70% tubuh kambing berupa air. Kekurangan air yang mencapai 20% menyebabkan
kambing dehidrasi. Makanya ketersediaan air merupakan suatu hal yang mutlak.
Secara umum seekor kambing membutuhkan air sebanyak 1,5-2,5 liter/hari.
Sebaiknya air disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas artinya jika air di
wadahnya tinggal sedkit segera ditambah lagi.
5. Penggunaan UMB (Urea Molasses Block)
UMB
mengandung non protein nitrogen (NPN) yang dalam rumen akan mengaktifkan
mikroba rumen dan sintesis menjadi asam amino. UMB juga terdiri dari berbagai
bahan penyusun lainnya seperti molasses, dedak padi, dan tepung tapioka
(sebagai sumber energi), bungkil kedelai (sumber protein), garam dapur, tepung
tulang dan kapur (sumber mineral). Pemberian UMB 4 gr/hari/kg berat badan mampu
meningkatkan pertambahan berat badan harian kambing dan meningkatkan
akseptabilitas kambing terhadap limbah pertanian dengan serat kasar cukup
tinggi seperti kulit dan tongkol jagung.
D.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Ternak Di bagi Dalam 7 tipe ternak diantaranya:
1. Ternak
Dara
Ternak
dara di pelihara dengan menggunakan sistim kelompok yang terdiri dari 5-7 ekor
ternak dengan ukuran kandang 2 x 3 m. pemeliharaan ternak dara di tujukan pada
pemilihan bibit unggul akan ternak perah dan regererasi ternak. Pemberian pakan
pada ternak dara yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 3 Kg Konsentrat sebanyak 0, 5 kg. Setiap minggu tenak
di gembalakan untuk membentuk tubuh ternak perah yang bagus dan juga menjaga
kesehatan akan ternak. Pembersihan akan ternak di lakukan 1 minggu sekali.
2. Ternak
Bunting
Ternak
Bunting di pelihara dengan menggunakan sistim kelompok yang terdiri dari 5-7
ekor ternak dengan ukuran kandang 2 x 3 m. Pemberian pakan pada ternak bunting
yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg
Ternak bunting di gembalakan 2 kali 1 minggu di tujukan agar ternak sehat dan
juga anak menjadi kuat dalam kandungan kambing. Pembersihan akan ternak di
lakukan 1 minggu sekali. Pemindahan kandang setelah melahirkan, dan juga
dilakukan emisahan cempe setelah melahirkan agar induk kambing bias diperah
susunya.
3. Ternak
Laktasi
Ternak
laktasi di pisah pada kandang ternak laktasi dengan sistim individu 1 ekor
ternak untuk 1 kandang dengan ukuran 1,75 x 1,2 m. Pemberian pakan pada ternak
laktasi yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg.
Induk laktasi di perah 2 kali sehari pada jam 06.00 dan jam 16.00. Pembersiahan
ternak di lakukan 2 hari sekali dan pemeraha di lakukan pada kandang pemerahan.
4. Cempe
Umur 1 – 2 mingggu
Ternak
cempe pada umur 1-2 minggu merupakan umur yang rawan akan kematihan, sehingga
perlu penangan yang ekstra. Penempatan cempe pada kandang kotak yang berisi 1
ekor ternak dengan suhu ruangan yang di control. Pemberian pakan untuk cempe
berupa susu kolostrum selama 1 minggu setelah itu diganti dengan susu sapi
sebanyak 1 – 0,5 liter/ hari yang di berikan 10 kali sehari.
5. Cempe
Umur <4 bulan
Pada umur kurang dari 4 bulan cempe di tempatkan pada
kelompoknya dengan di berikan susu tambahan dari susu sapi dan juga telah di
biasakan makan hijauan.
6. Cempe Umur 4 – 7 bulan
Pemeliharaan di lakukan dengan pemisahan ternak jantan
dan betina pada kelompok yang berbeda. Dan juga pada umur 4-7 bulan telah di
biasakan makan konsentrat dan hijauan.
7. Induk Jantan
Induk jantan di pelihara dengan kandang individu
dengan ukuran 2 x 1,5 m. Pemberian pakan pada ternak jantan yaitu:
Hijauan campuran sebanyak 4 Kg
Konsentrat sebanyak 0, 5 kg
Dan juga di berikan ramuan-ramuan khusus untuk menambah vitalitas dari ternak
jantan.